Hai pren, bentar lagi kita akan bertemu kembali dengan bulan yang penuh rahmat dan ampunan (Bulan suci Ramadhan). sudah umum dan menjadi kebiasaan kaum muslimin di seluruh penjuru dunia setiap hadirnya bulan suci ramadhan selalu disambut dengan penuh suka cita. yang dulunya kemasjid jarang-janrang, sekarang mendadak jadi sholeh. yang dulunya masjid ramai hanya setiap jum'at siang, sekarang setiap malam masjid penuh sesak sampai di emperan-emperan masjid. namun sayangnya suka cita hanya berporos pada suka cita semata, sehingga semakin bertambahnya hari, minggu, semua menjadi berubah. jama'ah isa' dan tarawih yang semula penuh sesak sampai ke halaman masjid di minggu pertama, bertambah maju ke emperan pada minggu kedua, dan bertambah maju ke shof depansetelah minggu ke tiga, tragisnya, di minggu keempat hanya tinggal setengah atau satu shof saja. yang lebih tragis lagi, setelah ramadhan berlalu, seolah-olah rajinnya ibadah di bulan ramadhan tiada berbekas lagi.al-Qur'an yang sering dibaca di bulan ramadhan, setelah bulan itu usai maka nasib Si Qur'an hanya dijadikan pajangan almari saja. sajadah yang sering dipakai tarawih kini hanya terlipat kaku di kotak almari.
parahnya lagi, sebagian kaum muslim menyambut ramadhan dengan penuh ancaman. sehingga ia tak nyaman dengann kehadiranyya, dan ia selalu sembunyi makan atau minum disaat yang lain sedang asyik puasa. ia asyik bermain kartu di perempatan di saat yang lain asyik baca Qur'an di masjid.
pertanyaannya, apakah ramadhan layak disambut dengan hanya sekedar suka cita saja? ataukah layak disambut dengan perasaan terancam? tentu tidak keduanya, karena ramadhan adalah bulan yang dinanti-nantikan oleh semua kaum muslimin. tak layak kita mengabaikan ramadhan, padahal di dalamnya ada segudang ampunan dosa, di dalamnya ada segudang rahmat dan berkah, di dalamnya ada segudang harapan dan sederet jalan menuju kesuksesan. hanya orang 'bodoh' yang 'yang merasa terancam' dengan kedatangan ramadhan, hanya orang 'tolol' yang 'mencampakan' ramadhan, dan orang yang lebih 'goblok' lagi adalah orang yang berhenti beramal sholih setelah ramadhan usai....
maka, kehadiran ramadhan tidak cukup hanya sekedar disambut dengan penuh suka cita. tapi lebih dari itu, adalah dengan 'memborong' semua yang ditawarkan di bulan ramadhan dan terus melanjutkan dan merawat hasil borongan tersebut setelah ramadhan berlalu. so, prasaan suka cita saja tidaklah cukup untuk menyambut Bulan suci ramadhan yang menawarkan banyak 'keuntungan' bagi pemborongnya. mari sambut ramadhan dengan penuh suka cita, dan memaksimalkan ramadhan dengan memborong habis semua tawaran menggiurkan di bulan ramadhan, serta merawat hasil borongan dengan istiqomah.
Category
- Hikmah (1)
- Kajian Keilmuan (2)
Mi perfil
- Unknown
Diberdayakan oleh Blogger.
Sabtu, 07 Juli 2012
Jangan Hanya Sambut Ramadhan Dengan Penuh Suka Cita
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar